Namun untuk perempuan hanyalah kecantikan paras muka serta kecantikan badan saja, bukan kepribadian yang dapat mendatangkan "keajaiban" yang demikian itu. Kalau tidak kebetulan Sang Arjuna berjalan meliwati ruang kediamannya, serta tertarik oleh keelokannya yang "seperti bulan purnama", maka tak mungkin si gadis miskin naik derajat menjadi puteri di dalam keraton. Karena itu, karangan toko bunga Semarang florist Semarang (urlis.net) maka segenap jiwanya, segenap fikirannya, segenap angan-angannya, dipusatkan kepada perihal yang satu itu: mendapat jodo yang menyenangkan, & kalau telah mendapat jodo, merawat jangan sampai diceraikan lagi; memproteksi jangan hingga sang suami tak senang kepadanya, jangan sampai ia dialahkan oleh lain perempuan.

Setidak-tidaknya tak kurang dari 300.000 tahun (I.H.Jeans). Cuman saja wajib sangat dikenal, bahwa manusia purbakala itu belum maniak sempurna sebagai manusia zaman sekarang. Manusia peradaban purbakala yang bernama Pithecanthropus Erectus (sekitar 500.000 tahun yang lalu), Homo Heidelbergensis (sekitar 250.000 tahun yang lalu), Eoanthropus (sekitar 100.000 tahun yang lalu.), Neanderthalmensch (sekitar 50.000 tahun yang lalu), manusia-manusia ini semuanya kalah kesempurnaannya dengan manusia zaman sekarang.

Demikianlah pula perlaki-isterian di dalam kelompok manusia. Betul lelaki mengambil isteri mana saja di dalam kelompok itu yang ia sukai, benar perempuanpun berbuat begitu tetapi "pasangan-sementara" terus-menerus ada. Hanya saja "pasangan-sementara" ini tidak mengambangkan nasib orang perempuan itu menjadi ringan. Laki-laki tidak menanggung tanggungan sedikit-pun atas akibat-akibatnya "pasangan sementara" itu, tapi perempuanlah yang menanggung hamilnya, perempuanlah yang menanggung pemeliharaan anak, perempuanlah yang menanggung segala konsekwensi "pasangan-sementara" itu.

Rohaninya, jiwanya, fikirannya, kemauannya, perangainya, batinnya, seluruh itu jadi lemah & tunduk, jelita serta sabar, ikhlas & taat, - lain lagi daripada jiwa, fikiran, nafsu, personalitas kaum Amazone ataupun kaum wanita Nusa Tembini di kebudayaan matriarchat purbakala. Dan bukan saja jiwa & sukma perempuan itu jadi lemah, format badannya pun menjadi lemah. Kini jarang sekali terlihat orang perempuan yang badannya subur dan besar, sigap serta kuat mirip di peradaban purbakala itu.

Jadi yang serupa sekali bertentangan betul dengan sifat-karakter yang ia senang melihat kepada kaum laki-laki sendiri: Laki-laki wajib kuat, wajib tak takut, harus besar badan, harus dinamis, musti bersuara sebagai guntur, wajib suka berjoang mati-matian, akan tetapi perempuan wajib kebalikannya persis sekali daripada itu. Ia wajib lemah, wajib, merasa dirinya lemah, perlu mohon tolong dari orang laki-laki, mohon per-lindungan, mohon hidup dari orang laki-laki.

Tapi setengah lagi kaum berpengalaman, - misalnya Dr. Fleure dari University College of Wales -, mengatakan, bahwa tahap perburuan dan pencaharian ikan itu bukan diikuti oleh tahapan peternakan, melainkan oleh siklus menanam tumbuh-tumbuhan, yakni langkah pertanian. Morgan, seorang profesional yang lain, ada berpendapat lain lagi. Menurut beliau maka tidak merupakan tahap yang manusia hanya melulu berburu dan mencari ikan saja.

Demikianlah umumnya keadaan kaum perempuan di zaman kekuasaan dipegang oleh kaum lelaki itu. Benar sekali perkataan seorang perempuan bangsa Belanda, Clara Meyer Wichmann, bahwasannya famili itu dus merupakan satu machts verhouding, memiliki arti, satu spot laki-laki menjalankan kekuasaannya atas perempuan. Ketika Nabi Isa & kemudian Nabi Muhammad datang membawa agamanya masing-masing, maka sudahlah keadaan ini keadaan normal di mana-mana. Kedua-dua Nabi itu lantas mencoba menjunjung kaum perempuan itu dari keada-annya yang hina-dina itu, mencoba menolong perempuan itu dari ekses-ekses patriarchat, mengadakan aturan-aturan buat mengatur serta mengadilkan patriarchat itu.

Manusia, makhluk yang paling kejam & paling edan antara segala hewan, seringkali sekali membungkus keadaan-keadaan masyarakat yang penting dengan adat-adat kebiasaan yang paling menggelikan. Couvade ialah salah satu dari tipuan yang dijalankan oleh laki-laki, buat mengusir wanita dari kedudukannya dan miliknya. Kita laki-laki mau merdeka dari asuhan ibu, kami mau merdeka mengeluarkan keringat kita guna kita sendiri, dan bagi anak kami sendiri, kita mau merdeka menyusun sodara!

Maka dia, perempuan adalah berjasa besar bagi kemanusiaan selaku makhluk yang pertama-tama mendapatkan ilmu bercocok tanam, yang hingga sekarang menjadi tiang penghidupan manusia di muka bumi. Serta bukan saja yang memperoleh rahasia pertanian! Ia juga ialah petani yang pertama, selaku nanti akan saya uraikan lebih lanjut. Pada jasa ini saja kemanusiaan pas mendirikan patung terima-kasih kepada perempuan itu! Bagaimanapun pun, - peternakan lebih dulu, atau langsung bagi pertanian, - bagi kurang lebih 10.000 tahun maupun 12.000 tahun yang lalu dunia manusia masuk ke dalam proses pertanian itu.